Kejagung Memerinci Modus Kasus Impor Gula yang Menjerat Tom Lembong Sebagai Tersangka

Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung) menjelaskan modus operandi dalam kasus dugaan korupsi impor gula yang menjerat mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong, dan Direktur Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Charles Sitorus. Kedua tersangka diduga terlibat dalam tindakan melawan hukum dalam rangka impor gula, dimana negara mengalami kerugian.

Perbuatan Melawan Hukum

• Tindakan Gandeng-Menggandeng Perusahaan Swasta: Charles Sitorus diduga menggandeng delapan perusahaan swasta yang tidak bergerak di bidang impor gula. Perusahaan-perusahaan ini kemudian melakukan impor gula kristal putih (GKP), yang seolah-olah dibeli oleh PT PPI.
• Penjualan Di Atas Harga Eceran Tertinggi (HET): GKP tersebut dijual ke masyarakat dengan harga Rp 16.000 per kilogram, lebih tinggi Rp 3.000 dari HET sebesar Rp 13.000.

  Keterlibatan Tom Lembong

• Izin Impor Gula: Meskipun seharusnya hanya BUMN yang diizinkan melakukan impor GKP sesuai kebutuhan dalam negeri, Tom Lembong malah memberikan izin kepada perusahaan swasta untuk mengimpor gula kristal mentah (GKM) dan mengolahnya menjadi GKP.
• Pendalaman Penerimaan Fee: Kejagung juga mendalami apakah ada aliran dana ke Tom Lembong, mengingat PT PPI membeli GKP dari perusahaan swasta di atas HET.

  Kerugian Negara

• Pengalihan Keuntungan: PT PPI seolah-olah membeli GKP dari perusahaan swasta yang diimpor melalui izin tersebut. Akibatnya, keuntungan yang seharusnya menjadi milik negara beralih ke perusahaan swasta, menyebabkan kerugian negara sekitar Rp 400 miliar. Kasus ini membawa dampak dari tahun 2015 hingga 2016, di mana impor gula seharusnya dilakukan untuk memenuhi stok dan menjaga stabilitas harga. Dalam penyelidikan, Jaksa menemukan adanya pelanggaran peraturan yang dilakukan melalui kerjasama antara pejabat dan pihak swasta. pejabat dan pihak swasta.