Frustrasi Rakyat Iran Menyusul Serangan dari Israel

Setelah serangan udara oleh Israel terhadap target militer Iran pada Sabtu (26/10) pagi, gelombang frustrasi melanda Iran di media sosial. Serangan tersebut merupakan pembalasan atas penembakan yang dilakukan Iran terhadap Israel pada awal bulan. Sebelum insiden ini, Iran sudah menghadapi masalah ekonomi serius.

Dampak Serangan dan Kondisi Ekonomi

• Krisis Mata Uang: Mata uang nasional Iran, rial, mengalami penurunan nilainya.
• Kekhawatiran akan Perang Regional: Nilai tukar dolar melemah, sementara tingkat inflasi meningkat.
• Masalah Internal: Tingkat kemiskinan terus meningkat, dan sebagian besar penduduk kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.

  Kritik dan Ketidakpuasan

• Fokus Pemerintah: Banyak yang menyalahkan pemerintah Iran atas dukungan keuangan terhadap Hizbullah dan Hamas, sementara masalah internal diabaikan.
• Pembatasan Media: Pasca serangan, sensor media semakin ketat, dan kritik terhadap pemerintah sulit disuarakan.

  Reaksi di Media Sosial

• VPN dan Ungkapan Keprihatinan: Warga Iran menggunakan VPN untuk menghindari pembatasan dan menyampaikan ketidaksetujuan mereka terhadap kemungkinan konflik yang lebih besar.
• Antisemitisme dan Kritik Terhadap Pemimpin: Meskipun adanya retorika antisemit, sebagian besar warga Iran tidak ingin terlibat dalam konflik melawan Israel.

  Tidak Ada Demo Anti-Israel

• Berbeda dengan negara-negara Arab lainnya, Iran tidak menyaksikan protes massal anti-Israel. Kebanyakan rakyat Iran tidak menginginkan konflik regional yang lebih luas.

  Kekhawatiran Akan Peningkatan Represi

• Para kritikus memperingatkan bahwa perang hanya akan memperburuk tekanan dan penindasan terhadap oposisi di Iran, tanpa memberikan kontribusi pada perbaikan demokrasi. Meskipun ketegangan terus meningkat, reaksi di kalangan warga Iran, terutama melalui media sosial, menunjukkan kekhawatiran akan dampak negatif dari eskalasi konflik militer terhadap situasi internal negara. egara.